Kepala Pekon Napal Kecamatan Kelumbayan Induk Mengucapkan Selamat Hari Raya idul Adha 1444 H/2023
Kelumbayan – Aminurasyid, Kepala Pekon Napal Kecamatan Kelumbayan Induk Kabupaten Tanggamus Mengucapkan TAQOBBALALLAHU MINNA WAMINKUM TAQOBBAL YAA KARIM Barakallahu Fiikum Selamat Hari Raya Idul Adha 1444 H. Mohon Ma’af Lahir Dan Batin Kamis, (29/6/2023).
Aminurasyid, Kepala Pekon Napal Kecamatan Kelumbayan Induk Kabupaten Tanggamus, Mengucapkan Mohon Ma’af Lahir Bathin, semoga Allah SWT terima amal ibadah kita semua dan diterima taubatan kita, dan sehatkan kita semua,”
آمين يا رَبَّ الْعَالَمِيْن
Semangat tahajud
Hukum memakan daging qurbannya sendiri
وَلَا يَأْكُلَ اْلمُضَحِّيُ شَيْئًا مِنَ اْلأُضْحِيَةِ الْمَنْذُوْرَةِ وَيَأْكُلُ مِنَ الْمُتَطَوِّعُ بِهَا
Orang yang berqurban tidak boleh memakan daging qurbannya sedikitpun dari qurban yang dinadzarkan, dan boleh memakannya dari qurban tathawwu’ (sunah). (Imam Taqiyuddin Al-Husaini : Kifayatul Akhyar, Juz 2, hal. 241)
وَأَمَّا الْأَكْلُ مِنْهَا فَيُسْتَحَبُّ وَلَا يَجِبُ، هٰذَا مَذْهَبُنَا وَمَذْهَبُ الْعُلَمَاءِ كَافَّةً ، إِلَّا مَا حُكِيَ عَنْ بَعْضِ السَّلَفِ أَنَّهُ أَوْجَبَ الْأَكْلَ مِنْهَا، وَهُوَ قَوْلُ أَبِي الطَّيِّبِ اِبْنِ سَلَمَةَ مِنْ أَصْحَابِنَا
Adapun memakan dari padanya (memakan daging qurbannya sendiri) hukumnya sunah, tidak wajib. Demikian menurut madzhab kami (Syafi’i) dan madzhab ulama secara keseluruhan, kecuali apa yang diceritakan dari sebagian ulama salaf. Sungguh mereka mewajibkan memakan sebagian dari padanya (memakan daging qurbannya sendiri), itu adalah pendapat Imam Abu Thalib bin Salamah, dari sahabat kami. (Imam Nawawi : Syarah shahih Muslim, Juz 13, hal. 131)
وَمِمَّنِ اسْتَحَبَّ اَنْ يَأْكُلَ ثُلُثًا وَيَتَصَدَّقَ بِثُلُثٍ وَيُهْدِيَ ثُلُثًا اِبْنُ مَسْعُوْدٍ وَعَطَاءٌ وَاَحْمَدُ وَاِسْحَاقُ
Di antara orang yang memandang sunah memakan sepertiga, menyedekahkan sepertiga dan menghadiahkan sepertiga adalah Ibnu Mas’ud, Imam Atha, Imam Ahmad dan Imam Ishaq. (Imam Nawawi : Al-Majmu’ Syarah Al-Muhadz-dzab, Juz 8, hal. 419)
وَاْلأَفْضَلُ التَّصَدُّقُ بِكُلِّهِ إِلَّا لُقَمًا يَتَبَرَّكُ بِأَكْلِهَا وَأَنْ تَكُوْنَ مِنَ اْلكَبِدِ
Dan utamanya adalah menyedekahkan semua, kecuali beberapa potong, untuk mengambil berkah karena memakannya dan hendaklah yang dimakannya itu “hatinya”. (Syekh Zainuddin Al-Malibari : Fathul mu’in, hal. 63)
وَأَنْ تَكُوْنَ مِنَ الْكَبِدِ أَيْ وَاْلاَفْضَلُ أَنْ تَكُوْنَ اللُّقَمَاتُ مِنْ كَبِدِ الْاُضْحِيَةِ، لِمُوَافَقَتِهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
Hendaklah ada dari hatinya, maksudnya utamanya pada beberapa potong daging qurban bagiannya itu dari hati binatang qurbannya, supaya sesuai dengan amalan Nabi saw. (Imam Sayid Bakri Syatha Ad-Dimyathi : I’anatuth Thalibin, Juz 2, hal. 333)
وَلَهُ اِطْعَامُ اَغْنِيآءَ
Dan boleh baginya (yang berqurban) memberi makan kepada orang-orang kaya. (Syekh Zainuddin Al-Malibari : Fathul mu’in, hal. 63)
وَقَالَ الشَّيْخُ أَبُوْ حَامِدٍ يَأْكُلُ الثُّلُثَ وَيَتَصَدَّقَ بِالثُّلُثِ وَيُهْدِي الثُّلُثَ لِلْأَغْنِيَاءِ
Syekh Abu Hamid telah berkata : Orang yang berqurban memakan sepertiga, menyedekahkan sepertiga dan yang sepertiganya lagi dihadiahkan kepada orang-orang kaya. (Imam Taqiyuddin Al-Husaini : Kifayatul Akhyar, Juz 2, hal. 242)
Sedang dalam madzhab Syafi’i, boleh memberikannya kepada mereka apabila qurbannya itu qurban sunah, dan tidak boleh apabila qurbannya itu qurban wajib atau nadzar. (baca kitab Al-Majmu’ Syarah Al-Muhadz-dzab Juz 8, hal. 425)
Mari bangun sholat tahajud dan berdoa Semoga kita semua, selamat dunia dan akhirat, sucses dunia akhirat dan di kabulkan semua hajatnya Aamiin Yarobbal Al-Amin…
(Maulana As)